Bulan Sipit
bulan sipit itu, seraya berlari dalam fantasiku,
mengejar waktu yang terbentur dengan malam keenam
aku tak siuman olehnya, malah menikmati
separu wajahnya lewat sela-sela daun palam
sayup-sayup terdengar suara lirih membisik telinga
agar aku membuka gelaran sajadah malam
untuk menimbah air lebih banyak
karena bulan sipit bertanda bahwa;
malam ini masih muda,
masih muda…
Surabaya, 29 September 2006
Ponten tanpa Pintu
: ira
aku baru saja mengukur jalan yang melengkung sedikit
di mana, disampingku teknologi mengalir deras di atas karet berulang kali
disana, disaat sepatu dan kaki terlempar bersama-sama
dipinggir tembok yang berjejer gambar telanjang itu
taufan agak santer menembak pada bagian muka dengan seni-seni sengat
separuh jalan telah usai ku tempuh
tahu-tahu langit bukan lagi lautan melainkan
sepatu perajurit bersemir kilat memahat dengan air di kepala
yang menambah aroma baru. serta menggilakan alat bicara
“kelamin jantan tak berpendidikan”
baru 5 menit matahari kembali telanjang
aku tinggalkan tempat berteduh menuju perhubungan
: ponten tanpa pintu adalah perjamuan pertama mataku
apakah 500 rupiah kau tak punya?
padahal lebih aman, bersih tanpa polusi
Surabaya, 14 Mei 2007
M.A. HASANUDDIN Lahir di Gresik, 29 Maret 1987. Kini tercatat sebagai Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, UNESA. Sekarang dipercaya sebagai ketua Komunitas Rabo Sore (KRS) hingga 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar