Profil KRS
Proses Berdirinya KRS
Komunitas Rabo Sore (KRS) berdiri pada tahun 2003 di FBS Unesa. Pada awal berdirinya KRS digagas oleh beberapa mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu (Jurusan) sebagai ruang bergerak dan menggerakkan ide-ide kreatif yang berkenaan dengan tulis menulis (sastra). Minimnya perkumpulan yang bergerak dalam dunia sastra, pada waktu itu, membuat beberapa penulis merasa perlu untuk menyamakan kegelisahan tentang arah dan tujuan menulis. Beberapa nama kemudian bersepakat melakukan pertemuan-pertemuan intens guna menelaah kembali pergerakan sastra indonesia, untuk kemudian menentukan sikap sebagai alur komunitas ke depan.
Komunitas atau perkumpulan mutlak dibutuhkan untuk memperjuangkan gagasan-gagasan kreatif agar daya jangkaunya lebih luas. Hanya saja komunitas macam apa, dengan bentuk bagaimana yang kira-kira sanggup untuk mewadahi para penulis yang dikenal sangat individualis dan idealistik. Bahkan untuk menentukan nama dan tempat saja akan membutuhkan perdebatan yang panjang dan berbelit-belit. Belum lagi benturan mengenai perbedaan yang menyangkut soal gaya, corak, atau isme yang membuntuti masing-masing penulis. Juga pergulatan kelompok yang pernah hidup di masa lampau yang kemudian menjadi bakteri-bakteri yang menyusup dan mempengaruhi cara pandang untuk memutuskan sesuatu.
Kemudian dari pergualatan pemikiran tersebut, secara perlahan mulai ada alur-alur baru yang memungkinkan untuk diserap sebagai karakter komunitas.Temuan-temuan baru yang dimaksud tentu saja bukan sama sekali baru, namun lebih kepada pengembangan-pengembangan dari sesuatu yang tercecer-cecer. Maka kemudian KRS secara perlahan menemukan bentuk dari gesekan-gesekan tersebut, sembari mempelajari sesuatu yang dirasa harmoni.
Munculnya media KRS
Dalam perjalannya KRS mengalami banyak guncangan, baik dari luar komunitas maupun intern KRS. Yang paling berat adalah guncangan dari dalam, yakni beberapa nama yang semula gigih beraktifitas, satu-satu mulai menyusut dengan menyisakan problem yang rumit. Hal ini memang telah disadari oleh beberapa yang lain sebagai seleksi alam. Dari berbagai peristiwa yang secara kasat mata dapat melemahkan kerja-kerja komunitas kedepan, kemudian memunculkan usulan-usulan untuk membentuk semacam media sebagai jalan untuk mengkomunikasikan gagasan kepada khalayak. Maka dibentuklah bulettin sastra yang terbit mingguan dengan nama ‘Lorong’.
Bulletin Lorong (BL) Memuat cerpen, puisi, esai, dan karya-karya terjemahan. BL mendapat sambutan hangat dari pembaca. Karya-karya yang dimuat BL tidak melulu karya dari KRS tetapi karya dari komunitas lain, dosen, dan beberapa penulis dari daerah, misalnya Blitar, Bangkalan, Sumenep, Lamongan, Gresik.
Namun Demikian BL tidak bertahan lama karena terkendala persoalan-persoalan administratif dan perangkat-perangkat pendukung. Hanya saja fakumnya BL menyisakan kecemasan yang menjadi geliat yang lain lagi ditiap-tiap person yang dikemudian hari membentuk jurnal sastra. Jurnal sastra terbentuk dengan nama ‘Khazanah’. Khasanah merupakan reinkarnasi dari BL. Khazanah hadir dengan kemasan yang lebih galak. Kupasannya lebih lengkap dan variatif. Selain Esai, cerpen dan puisi, Kzanah Juga memuat sastra komik. Dan profil komunitas di tempat lain Hanya saja beredar terbatas. Nama Khazanah kemudian dirasa kurang pas, karena berbagai alasan yang secara bathin tidak bisa dianggap remeh. Lalu Khazanah diganti dengan nama ‘Jurnal Rabo Sore’.
Jaringan
Guna menjalin komunikasi dengan komunitas lain di luar kampus, KRS terlibat dalam menggagas ‘Poros Sastra Timur’. Poros Sastra Timur adalah lingkaran komunitas dari berbagai kota sebagai upaya untuk melakukan sesuatu yang lebih gawat.
Biodata KRS
Lahir pada bulan Maret 2003 di FBS Unesa, di sore hari.
Penggagas Didik Wahyudi (Sastra Indonesia 98), Alek Subairi( Seni Rupa 98), A. Muttaqin (Sastra Indonesia 2002), Heru Setiawan(Sastra Indonesia 2000), Novica (Sastra Jepang, 2002) Ruri Astuti Prabawanti (Sastra Jepang 2003), Silvi Kumala(Sastra Jepang 2002).
Diskusi rutin setiap hari rabo sore di joglo FBS unesa
Buku yang telah diterbitkan.
Album Tanah Logam, (2005) (Memuat kumpulan puisi tiga penyair yakni A. Muttaqin, Didik Wahyudi, Alek Subairi)
Duka Muara , (2008) (Memuat kumpulan puisi tujuh penyair rabo sore, yakni: Arif Rahman, Dodik kristanto, fauzi Ballah, Ilham Persyada Sharif, M. Sijjib, M. Ashif Hasanuddin, A. fathoni.
Media - Jurnal Rabo Sore (JRS)
Alamat Pondok Jati Babatan Gang VG/03C Surabaya Kampus Unesa FBS Lidah Wetan
Email: rabosore@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar